Senin, 02 Maret 2009

MEMBACA CEPAT (SKIMMING)

Inti dari membaca cepat adalah:
a. Mampu menemukan ide pokok
b. Membaca dengan melibatkan kemampuan berpikir kritis
c. Ketepatan menjawab pertanyaan

Kalimat Utama/Kalimat Topik
Kalimat yang paling penting dan menjadi sumber dari kalimat-kalimat lainnya yang ada dalam satu paragraf.

Ide Pokok/Gagasan Utama
Adalah gagasan yang menjadi landasan pengembangan suatu bacaan.
Dapat disusun secara sistematis di bagian awal sebagai pendahuluan ataupun pada bagian akhir bacaan sebagai kesimpulan
Gagasan utama dinyatakan dalam kalimat utama atau kesimpulan paragraf.

Ide/Gagasan Penjelas
Gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utamanya.

CIRI-CIRI KALIMAT KESIMPULAN
a. Oleh karena itu, Oleh sebab itu, Dengan demikian,
b. Sebagai kesimpulan
c. Yang penting….
d. Jadi….
e. Intinya….
f. Pada dasarnya….

CIRI-CIRI PARAGRAF PENJELAS
a. Contoh-contoh
b. Peristiwa ilustratif
c. Uraian-uraian kecil
d. Kutipan-kutipan kecil
e. Gambaran-gambaran yang sifatnya parsial/bagian-bagian

Letak Ide Pokok
Secara eksplisit
Dalam suatu rumusan kalimat, keberadaan kalimat mencolok. Kalimat tersebut terlihat menonjol dan maknanya melingkupi kalimat-kalimat lain.
Secara implisit
Ide pokok disampaikan secara terselubung/tersamar di antara kalimat-kalimat. Oleh karena itu, pembaca harus menarik kesimpulan sendiri atas gagasan ide pokok yang disampaikan penulis.

Contoh Ide Pokok yang Eksplisit
Aroma keterlibatan “pihak dalam” juga menyengat. Salah satu orang kunci di perusahaan pengamanan salah satu gudang kargo sempat mengungkapkan anatomi jalinan mafia yang ada di kargo. Bahkan, ia sendiri mengaku sebagai bagian dari mata rantai jaringan tersebut. Kebetulan, ia kebagian tugas membagi-bagikan uang kepada para pejabat di atasnya secara berjenjang.

Keterangan:
Aroma keterlibatan “pihak dalam” juga menyengat (kalimat utama)
Keterlibatan pihak dalam (ide pokok)
Ide pokok dalam kalimat 1 karena informasi dalam kalimat tersebut sangat penting dan maknanya memancar ke kalimat-kalimat lainnya
Ide pokok: inti kalimat utama

Contoh Ide Pokok Implisit
“Waktu itu, aku sedang mengemudikan pesawat kecil. Kemudian, datang badai, hujan, dan kegelapanmenyelimuti sekelilingku. Bahan bakar mulai menipis, tidak ada peralatan untuk mengatasi badai. Aku tidak tahu arah. Dalam situasi yang begitu mencekam dan menakutkan itu, aku hanya bisa berdoa dengan penuh kepasrahan. Tidak lama kemudian, pelan-pelan, ada sebuah lubang terang di awan di depanku dan arah mulai jelas. Aku segera mengarahkan pesawatku ke sana dan selamatlah aku!”

Keterangan

Dalam paragraf deskripif dan naratif tesebut, ide pokok tersamarkan dan tersebar di seluruh kalimat. Tidak ada kalimat yang lebih menonjol maupun kalimat yang melingkupi yang lain.
Pembaca harus menyimpulkan sendiri agar dapat menemukan ide pokok.
Ide pokok paragraf tersebut: Berkat doa dan kepasrahan, pencerita lolos dari bahaya besar yang mengancam.

Jenis Paragraf Berdasar letak Kalimat Utama
a. Paragraf deduktif (kalimat utama di awal)
b. Paragraf induktif (kalimat utama di akhir)
c. Paragraf campuran) Awal dan akhir)

Kalimat Utama/Kalimat Topik
Kalimat yang paling penting dan menjadi sumber dari kalimat-kalimat lainnya yang ada dalam satu paragraf.

Paragraf Deduktif
Mengemukakan pikiran, pendapat, atau perasaan dalam satuan paragraf dapat kita mulai dengan pemaparan pokok pikiran. Setelah itu, kita paparkan penjelasan-penjelasannya.

Seusai SMP, saya memilih untuk melanjutkan pelajaran ke sekolah kajuruan. Terus terang orang tua saya tidak sanggup menyekolahkan saya hingga ke perguruan tinggi. Dengan memilih sekolah kejuruan tingkat atas, saya berharap akan dapat mandiri kelak. Itu berarti saya telah dapat menolong orang tua saya dalam hal keuangan.

Paragraf Induktif
Mengemukakan pikiran, pendapat, atau perasaan juga dapat kita mulai dengan penjelasan-penjelasan. Pada akhir paragraf kita baru mengemukakan kesimpulan dari penjelasan-penjelasan itu.

Paragraf Campuran
Kalimat utama terletak pada awal dan akhir paragraf.
Contoh Paragraf Campuran
Hampir setiap orang pernah sakit. Manusia yang hidup di zaman modern ini pun pasti pernah sakit. Sakit merupakan peristiwa yang lumrah dialami oleh setiap manusia.

Contoh Paragraf Induktif
Terus terang orang tua saya tidak sanggup menyekolahkan saya hingga ke perguruan tinggi. Saya harus membantu orang tua saya dalam bidang keuangan. Oleh karena itu, seusai SMP saya memilih untuk melanjutkan belajar ke sekolah kejuruan.

Membaca dengan Kecepatan Rata-rata (250-350 kpm)
Digunakan untuk:
a. Membaca fiksi yang kompleks untuk analisis watak serta jalan ceritanya;
b. Membaca nonfiksi yang agak sulit, untuk mendapatkan detal, mencari hubungan atau membuat evaluasi ide penulis.

PENGHUBUNG ANTARKALIMAT

Adalah: kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, serta kalimat.

Kata penghubung kata, klausa, atau kalimat setara/sederajat

Menggabungkan biasa: dan, dengan, serta;
Menggabungkan memilih: atau;
Menggabungkan mempertentangkan: namun, (akan) tetapi, sebaliknya, sedangkan;
Menggabungkan membetulkan: melainkan, hanya;
Menggabungkan menegaskan: bahkan, malah(an), lagi pula, apalagi, jangankan;
Menggabungkan membatasi: kecuali, hanya;
Menggabungkan mengurutkan: lalu, kemudian, selanjutnya;
Menggabungkan menyamakan: yaitu, yakni, bahwa;
Menghubungkan menyimpulkan: jadi.

Kata penghubung klausa bertingkat
Menyatakan sebab: (oleh) sebab (itu, nya), (oleh) karena (itu, nya);
Menyatakan syarat: jika, kalau, apabila, bila, asal(kan);
Menyatakan tujuan: agar, supaya;
Menyatakan waktu: ketika, sewaktu, pada waktu, saat, pada saat, sebelum, sesudah, tatkala, sambil, sembari, sejak;
Menyatakan akibat: sampai, maka, hingga, sehingga, akibatnya;
Menyatakan sasaran: untuk, guna;
Menyatakan perbandingan: seperti, sebagai, bagai, bagaikan, laksana

Memperkenalkan Diri dan Orang Lain dalam Forum Resmi

Macam-macam forum:
a. Seminar
b. Lokakarya
c. Workshop
d. Simposium
e. Konferensi
f. Kongres/Muktamar

Menolak Pendapat
a. Pendapat yang Saudara kemukakan tidak pada tempatnya.
b. Pendapat yang Saudara kemukakan sebaiknya ditinjau kembali.
c. Saudara tidak perlu mengemukakan pendapat semacam itu.
d. Kami tidak menerima pendapat yang Saudara kemukakan.

Seminar
Pertemuan yang membahas suatu masalah di bawah pimpinan pakar

Lokakarya/Workshop
Pertemuan para pakar untuk membahas suatu masalah yang berkenaan dengan pelaksanaan keahliannya

Konferensi
Pertemuan untuk berdiskusi atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama

Simposium
Pertemuan dengan beberapa pembicara yang mengemukakan pidato singkat tentang topik tertentu

Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya seputar kehidupan narasumber
b. Mendaftar butir-butir pokok yang akan disampaikan, misal daftar riwayat hidup
c. Mengonfirmasi kebenaran dan kelengkapan catatan yang telah dipersiapkan kepada narasumber
d. Menentukan kata acuan yang tepat untuk menyebut narasumber
e. Berlatih secara mandiri

Contoh:

Hadirin yang terhormat
Perkenankanlah saya memperkenalkan moderator kita dalam seminar ini. Beliau adalah………..(nama lengkap dan gelar). Beliau menjadi staf pengajar mata kuliah…………pada Fakultas………..Universitas………Jakarta. Selain itu beliau juga aktif dalam pertemuan, baik dalam maupun luar negeri. Beliau sering diundang oleh beberapa stasiun telavisi untuk menjadi moderator diskusi dan debat terbuka

Pihak-pihak yang Terlibat dalam Diskusi
a. Moderator
b. Peserta/audiens
c. Penyaji
d. Pengunjung
e. Penulis

Syarat moderator
a. Mengetahui aturan diskusi
b. Sabar, rendah hati, dan menghargai pendapat setiap pembicara
c. Jujur, ramah, tidak berat sebelah

Syarat-syarat peserta diskusi
a. Mematuhi aturan diskusi
b. Memahami/menguasai pokok/materi diskusi
c. Aktif menyumbangkan pikiran
d. Menghargai pendapat orang lain
e. Menghindari sifat emosi
f. Berbicara dengan sopan, jelas sederhana, tidak berbelit-belit
g. Tidak takut dikritik dan berani melontarkan kritik

Syarat Penyaji
a. Menyusun makalah berdasarkan referensi mutakhir
b. Menyajikan makalah dengan jelas dan meyakinkan
c. Menanggapi saran dan pertanyaan dengan objektif

NILAI YANG TERKANDUNG DALAM CERPEN


Penggambaran latar suasana sosial budaya masyarakat di mana tokoh hidup menunjukkan nilai yang berlaku di masyarakat tersebut.
a. Nilai moral
b. Nilai budaya
c. Nilai pendidikan
d. Nilai politik
e. Nilai sosial
f. Nilai estetika
g. Nilai agama

Nilai moral: hal yang berhubungan dengan budi pekerti (akhlak), sikap, perbuatan (baik atau buruk)

Nilai agama: hal yang berhubungan dengan keagamaan atau ajaran agama

Nilai sosial: hal yang berkaitan dengan norma kehidupan masyarakat seperti menolong sesama, saling memberi, dan sikap tenggang rasa.

Nilai estetika: nilai yang berkaitan dengan seni dan keindahan dalam unsur intrinsik karya sastra. Contoh: gaya bahasa, pelukisan watak tokoh, dan lain-lain.

Nilai yang terdapat dalam cerpen dapat diketahui dari:
a. Latar suasana sosial budaya
b. Tingkah laku dan tindakan tokoh
c. Kebiasaan tokoh
d. Sikap pikiran tokoh saat menghadapi masalah dan berinteraksi dengan lingkungan alam dan sosialnya

Manfaat nilai yang terkandung dalam cerpen
Sebagai sarana pendidikan bagi pembaca

HOMONIM, HOMOFON, DAN HOMOGRAF

HOMONIM
Dari bahasa Yunani anoma “nama” dan homo “sama”.
Secara harfiah: nama sama untuk benda atau hal lain
Secara semantik: ungkapan (yang berupa kata atau kalimat) yang bentuknya sama dengan ungkapan yang lain, tetapi maknanya tidak sama.
contoh
Baku:1. pokok(bahan baku)
2. saling (baku hantam)
Bagi : 1. untuk (bagi adik)
2. pecah (bagi tiga)
Asa :1. harapan (putus asa)
2. satuan (film asa 100)
Bak :1. seperti (bak rembulan)
2. tempat (bak sampah)
Buku :1. ruas (enam buku tebu)
2. kitab(buku MTK)
Bisa :1. racun(bisa lebah)
2. dapat (bisa membaca)
Dara :1. merpati(burung dara)
2. wanita muda(dara manis)

Contoh lain
Kali
Hawa
Mawas
Per
Pasang
Hak
Kabur
Rapat
Daki
Komisi
Lurah
roman

HOMOGRAF
Kata-kata yang memiliki kesamaan tulisan, namun berbeda dalam pengucapan dan makna yang terkandung

Contoh
Apel :1. [apêl]-buah
2. [apél]-upacara, kumpul
Mental:1.[mêntal]-berbalik
2. [méntal]-kejiwaan
Sedan :1. [sêdan]-isak tangis
2. [sédan]-jenis kendaraan roda empat

Contoh lain
Semi
Per
Teras
Seret


HOMOFON
HOMO= SAMA
PHONE=BUNYI
Jadi, homofon: kata-kata yang pengucapannya sama, tetapi tulisan dan maknanya tidak sama

Contoh
Bank: lembaga keuangan
bang: kakak pria
Massa: kumpulan orang banyak
masa: rentang waktu tertentu
Seni: karya yang indah
zeni: jurusan teknik Akabri
Sah: resmi, formal
syah: gelar, kebangsawanan
Sangsi: ragu
sanksi:hukuman

PUISI CHAIRIL

PRAJURIT JAGA MALAM

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !

(1948)
Siasat,
Th III, No. 96
1949


MALAM

Mulai kelam
belum buntu malam
kami masih berjaga
--Thermopylae?-
- jagal tidak dikenal ? -
tapi nanti
sebelum siang membentang
kami sudah tenggelam hilang

Zaman Baru,
No. 11-12
20-30 Agustus 1957



KRAWANG-BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

(1948)
Brawidjaja,
Jilid 7, No 16,
1957


DIPONEGORO

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai



Maju
Serbu
Serang
Terjang

(Februari 1943)
Budaya,
Th III, No. 8
Agustus 1954



PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut

Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh

(1948)

Liberty,
Jilid 7, No 297,
1954


AKU

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943


PENERIMAAN

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

Maret 1943


HAMPA

kepada sri

Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.


DOA

kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

13 November 1943


SAJAK PUTIH

Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah...


SENJA DI PELABUHAN KECIL
buat: Sri Ajati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

1946


CINTAKU JAUH DI PULAU

Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak 'kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja,"

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.

1946


MALAM DI PEGUNUNGAN

Aku berpikir: Bulan inikah yang membikin dingin,
Jadi pucat rumah dan kaku pohonan?
Sekali ini aku terlalu sangat dapat jawab kepingin:
Eh, ada bocah cilik main kejaran dengan bayangan!

1947


DERAI DERAI CEMARA

cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

1949

YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS

kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin

aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku

1949

PUISI SAPARDI

AKU INGIN

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada




BERJALAN KE BARAT WAKTU PAGI HARI

waktu berjalan ke barat di waktu pagi hari matahari mengikutiku di belakang
aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang di depan
aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang telah menciptakan bayang-bayang
aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang harus berjalan di depan




KAMI BERTIGA

dalam kamar ini kami bertiga:
aku, pisau dan kata --
kalian tahu, pisau barulah pisau kalau ada darah di matanya
tak peduli darahku atau darah kata




MATA PISAU

mata pisau itu tak berkejap menatapmu
kau yang baru saja mengasahnya
berfikir: ia tajam untuk mengiris apel
yang tersedia di atas meja
sehabis makan malam;
ia berkilat ketika terbayang olehnya urat lehermu




TENTANG MATAHARI

Matahari yang di atas kepalamu itu
adalah balonan gas yang terlepas dari tanganmu
waktu kau kecil, adalah bola lampu
yang di atas meja ketika kau menjawab surat-surat
yang teratur kau terima dari sebuah Alamat,
adalah jam weker yang berdering
sedang kau bersetubuh, adalah gambar bulan
yang dituding anak kecil itu sambil berkata:
"Ini matahari! Ini matahari!"
Matahari itu? Ia memang di atas sana
supaya selamanya kau menghela
bayang-bayanganmu itu.


SAJAK-SAJAK GOENAWAN MOHAMAD

PADA ALBUM MIGUEL DE COVAROBIAS

Kuinginkan tubuhmu
dari zaman
yang tak punya tanda,
kecuali warna sepia.

Pundakmu
yang bebas ,
akan kurampas
dari sia-sia.

Akan kuletakan sintalmu
pada tubir meja:
telanjang
yang meminta

kekar kemaluan purba,
dan zat hutan
yang jauh, dengan surya
yang datang sederhana.

Akan kubiarkan waktu
mencambukmu,
lepas. Tak ada yang tersisa
dalam pigura

juga api yang tertinggal
pada klimaks ketiga,
juga para dewa, juga kau
yang akan runduk

Kematian pun akan masuk kembali
kembali, kembali...
Mari.
Kuinginkan tubuhmu

dari zaman
yang tak punya tanda
kecuali
warna sepia

1996

dikutip dari: Misalkan Kita Di Sarajevo, Kalam, 1998


TIGRIS

Sungai demam
Karang lekang
Pasir pecah
pelan-pelan

Gurun mengerang: Babilon!
Defile berjalan

Lalu Tuhan memberi mereka bumi
Tuhan memberi mereka nabi

Antara sejarah
dan sawah
hama
dan Hammurabi

Setelah itu, kita tak akan di sini

Kau dengarkah angin ngakak malam-malam
ketika bulan seperti
susu yang tertikam
ketika mereka memperkosa
Mesopotomia?

Seorang anak berlari, dan seperti dulu
ia pun mencari-cari
kemah di antara pohon-pohon tufah

Jangan menangis.

Belas adalah
Iblis karena Tuhan telah menitahkan airmata
jadi magma, bara yang diterbangkan bersama
belibis, burung-burung sungai yang akan
melempar pasukan revolusi
dengan besi dan api
"Ababil! Ababil!" mereka akan berteriak.
Bumi perang sabil.

Karena itulah, mullah, jubah ini
selalu kita cuci dalam darah di tebing
Tigris yang kalah
Dari Najaf ada gurun. Kita sebrangi
dengan geram dan racun. Dan tiba di Kerbala
akan kita temui pembunuhan
yang lebih purba.

(Ibuku. Seandainya kau tahu kami adalah anak-anakmu)

“SERIBU KUNANG-KUNANG DI MANHATTAN”




cerpen Umar Khayam

Mereka duduk bermalas-malasan di sofa. Marno dengan segelas scotch dan Jane dengan segelas martini. Mereka sama-sama memandang ke luar jendela.
“Bulan itu ungu, Marno.”
“Kau tetap hendak memaksaku untuk percaya itu ?”
“Ya, tentu saja, Kekasihku. Ayolah akui. Itu ungu, bukan?”
“Kalau bulan itu ungu, apa pula warna langit dan mendungnya itu?”
“Oh, aku tidak ambil pusing tentang langit dan mendung. Bulan itu u-ng-u! U-ng-u! Ayolah, bilang, ungu!”
“Kuning keemasan!”
“Setan! Besok aku bawa kau ke dokter mata.”
Marno berdiri, pergi ke dapur untuk menambah air serta es ke dalam gelasnya, lalu dia duduk kembali di sofa di samping Jane. Kepalanya sudah terasa tidak betapa enak.

“Marno, Sayang.”
“Ya, Jane.”
“Bagaimana Alaska sekarang?”
“Alaska? Bagaimana aku tahu. Aku belum pernah ke asana.”
“Maksudku hawanya pada saat ini.”
“Oh, aku kira tidak sedingin seperti biasanya. Bukankah di sana ada summer juga seperti di sini?”
“Mungkin juga. Aku tidak pernah berapa kuat dalam ilmu bumi. Gambaranku tentang Alaska adalah satu padang yang amat l-u-a-s dengan salju, salju dan salju.Lalu di sana-sini rumah-rumah orang Eskimo bergunduk-gunduk seperti es krim panili.”
“Aku kira sebaiknya kau jadi penyair, Jane. Baru sekarang aku mendengar perumpamaan yang begitu puitis. Rumah Eskimo sepeti es krim panili.”
“Tommy, suamiku, bekas suamiku, suamiku, kautahu …. Eh, maukah kau membikinkan aku segelas ….. ah, kau tidak pernah bisa bikin martini. Bukankah kau selalu bingung, martini itu campuran gin dan vermouth atau gin dan bourbon? Oooooh, aku harus bikin sendiri lagi ini …. Uuuuuup ….”
Dengan susah payah Jane berdiri dan dengan berhati-hati berjalan ke dapur. Suara gelas dan botol beradu, terdengar berdentang-dentang.
Dari dapur, bekas suamiku, kautahu ….. Marno, Darling.”
“Ya, ada apa dengan dia?”
“Aku merasa dia ada di Alaska sekarang.”
Pelan-pelan Jane berjalan kembali ke sofa, kali ini duduknya mepet Marno.
“Di Alaska. Coba bayangkan, di Alaska.”
“Tapi minggu yang lalu kaubilang dia ada di Texas atau di Kansas. atau mungkin di Arkansas.”
“Aku bilang, aku me-ra-sa Tommy berada di Alaska.”
“Oh.”
“Mungkin juga dia tidak di mana-mana.”
Marno berdiri, berjalan menuju ke radio lalu memutar knopnya. Diputar-putarnya beberapa kali knop itu hingga mengeluarkan campuran suara-suara yang aneh. Potongan-potongan lagu yang tidak tentu serta suara orang yang tercekik-cekik. Kemudian dimatikannya radio itu dan dia duduk kembali di sofa.
“Marno, Manisku.”
“Ya, Jane.”
“Bukankah di Alaska, ya, ada adapt menyuguhkan istri kepada tamu?”
“Ya, aku pernah mendengar orang Eskimo dahulu punya adat-istiadat begitu. Tapi aku tidak tahu pasti apakah itu betul atau karangan guru antropologi saja.”
“Aku harap itu betul. Sungguh, Darling, aku serius. Aku harap itu betul.”
“Kenapa?”
“Sebab, seee-bab aku tidak mau Tommy kesepian dan kedinginan di Alaska. Aku tidak maaau.”
“Tetapi bukankah belum tentu Tommy berada di Alaska dan belum tentu pula sekarang Alaska dingin.”
Jane memegang kepala Marno dan dihadapkannya muka Marno ke mukanya. Mata Jane memandang Marno tajam-tajam.
“Tetapi aku tidak mau Tommy kesepian dan kedinginan! Maukah kau?”
Marno diam sebentar. Kemudian ditepuk-tepuknya tangan Jane.
“Sudah tentu tidak, Jane, sudah tentu tidak.”
“Kau anak yang manis, Marno.”
Marno mulai memasang rokok lalu pergi berdiri di dekat jendela. Langit bersih malam itu, kecuali di sekitar bulan. Beberapa awan menggerombol di sekeliling bulan hingga cahaya bulan jadi suram karenanya. Dilongokknannya kepalanya ke bawah dan satu belantara pencakar langit tertidur di bawahnya. Sinar bulan yang lembut itu membuat seakan-akan bangunan-bangunan itu tertidur dalam kedinginan. Rasa senyap dan kosong tiba-tiba terasa merangkak ke dalam tubuhnya.
“Marno.”
“Ya, Jane.”
“Aku ingat Tommy pernah mengirimi aku sebuah boneka Indian yang cantik dari Oklahoma City beberapa tahun yang lalu. Sudahkah aku ceritakan hal ini kepadamu?”
“Aku kira sudah, Jane. Sudah beberapa kali.”
“Oh.”
Jane menghirup martini-nya empat hingga lima kali dengan pelan-pelan. Dia sendiri tidak tahu sudah gelas yang keberapa martini dipegangya itu.
Lagi pula tidak seorang pun yang memedulikan.
“Eh, kau tahu, Marno?”
“Apa?”
“Empire State Building sudah dijual.”
“Ya, aku membaca hal itu di New York Times.”
“Bisakah kau membayangkan punya gedung yang tertinggi di dunia?”
“Tidak. Bisakah kau?”
“Bisa, bisa.”
“Bagaimana?”
“Oh, tak tahulah. Tadi aku kira bisa menemukan pikiran-pikiran yang cabul dan lucu. Tapi sekarang tahulah ….”
Lampu-lampu yang berkelipan di belantara pencakar langit yang kelihatan dari jendela mengingatkan Marno pada ratusan kunang-kunang yang suka bertabur malam-malam di sawah embahnya di desa.
“Oh, kalau saja …..”
“Kalau saja apa, Kekasihku?”
“Kalau saja ada suara jangkrik mengerik dan beberapa katak menyanyi dari luar sana.”
“Lantas?”
“Tidak apa-apa. Itu kan membuat aku lebih senang sedikit.”
“Kau anak desa yang sentimental!”
“Biar!”
Marno terkejut karena kata “biar” itu terdengar keras sekali keluarnya.
“Maaf, Jane. Aku kira scotch yang membuat itu.”
“Tidak, Sayang. Kau merasa tersinggung. Maaf.”
Marno mengangkat bahunya karena dia tidak tahu apa lagi yang mesti diperbuat dengan maaf yang berbalas maaf itu.
Sebuah pesawat jet terdengar mendesau keras lewat di atas bangunan apartemen Jane.
“Jet keparat!”
Jane mengutuk sambil berjalan terhuyung ke dapur. Dari kamar itu Marno mendengar Jane keras-keras membuka kran air. Kemudian dilihatnya Jane kembali, mukanya basah, di tangannya segelas air es.
“Aku merasa segar sedikit.”
Jane merebahkan badannya di sofa, matanya dipejamkan, tapi kakinya disepak-sepakkannya ke atas. Lirih-lirih dia mulai menyanyi : deep blue sea, baby, deep blue sea, deep blue sea, baby, deep blue sea ……
“Pernahkah kau punya keinginan, lebih-lebih dalam musim panas begini, untuk telanjang lalu membiarkan badanmu tenggelam dalaaammm sekali di dasar laut yang teduh itu, tetapi tidak mati dan kau bisa memandang badanmu yang tergeletak itu dari dalam sebuah sampan?”
“He? Oh, maafkan aku kurang menangkap kalimatmu yang panjang itu. Bagaimana lagi, Jane?”
“Oh, lupakan saja. Aku Cuma ngomong saja. Deep blue sea, baby, deep blue, deep blue sea, baby, deep blue sea ….”
“Marno.”
“Ya.”
“Kita belum pernah jalan-jalan ke Central Park Zoo, ya?”
“Belum, tapi kita sudah sering jalan-jalan ke Park-nya.”
“Dalam perkawinan kami yang satu tahun delapan bulan tambah sebelas hari itu, Tommy pernah mengajakku sekali ke Central Park Zoo. Ha, aku ingat kami berdebat di muka kandang kera. Tommy bilang chimpansee adalah kera yang paling dekat kepada manusia, aku bilang gorilla. Tommy mengatakan bahwa sarjana-sarjana sudah membuat penyelidikan yang mendalam tentang hal itu, tetapi aku tetap menyangkalnya karena gorilla yang ada di muka kami mengingatkan aku pada penjaga lift kantor Tommy. Pernahkah aku ceritakan hal ini kepadamu?”
“Oh, aku kira sudah, Jane. Sudah beberapa kali.”
“Oh, Marno, semua ceritaku sudah kau dengar semua. Aku membosankan, ya, Marno? Mem-bo-san-kan.”
Marno tidak menjawab karena tiba-tiba saja dia merasa seakan-akan istrinya ada di dekat-dekat dia di Manhattan malam itu. Adakah penjelasannya bagaimana satu bayang-bayang yang terpisah beribu-ribu kilometer bisa muncul begitu pendek?
“Ayolah, Marno. Kalau kau jujur tentulah kau akan mengatakan bahwa aku sudah membosankan. Cerita yang itu-itu saja yang kau dengar tiap kita ketemu. Membosankan, ya? Mem-bo-san-kan!”
“Tapi tidak semua ceritamu pernah aku dengar. Memang beberapa ceritamu sudah beberapa kali aku dengar.”
“Bukan beberapa, Sayang. Sebagian besar.”
“Baiklah, taruhlah sebagian terbesar sudah aku dengar.”
“Aku membosankan jadinya.”
Marno diam tidak mencoba meneruskan. Disedotnya rokoknya dalam-dalam, lalu dihembuskannya lagi asapnya lewat mulut dan hidungnya.
“Tapi Marno, bukankah aku harus berbicara? Apa lagi yang bisa kukerjakan kalau aku berhenti bicara? Aku kira Manhattan tinggal tinggal lagi kau dan aku yang punya. Apalah jadinya kalau salah seorang pemilik pulau ini jadi capek berbicara? Kalau dua orang terdampar di satu pulau, mereka akan terus berbicara sampai kapal tiba, bukan?”
Jane memejamkan matanya dengan dadanya lurus-lurus telentang di sofa. Sebuah bantal terletak di dadanya.
Kemudian dengan tiba-tiba dia bangun, berdiri sebentar, lalu duduk kembali di sofa.
“Marno, kemarilah, duduk.”
“Kenapa? Bukankah sejak sore aku duduk terus di situ.”
“Kemarilah, duduk.”
“Aku sedang enak di jendela sini, Jane. Ada beribu kunang-kunang di sana.”
“Kunang-kunang?”
“Ya.”
“Bagaimana rupa kunang-kunang itu? Aku belum pernah lihat.”
“Mereka adalah lampu suar kecil-kecil sebesar noktah.”
“Begitu kecil?”
“Ya. Tetapi kalau ada beribu kunang-kunang hinggap di pohon pinggir jalan, itu bagaimana?”
“Pohon itu akan jadi pohon-hari-natal.”
“Ya, pohon-hari-natal.”
Marno diam lalu memasang rokok sebatang lagi. Mukanya terus menghadap ke luar jendela lagi, menatap ke satu arah yang jauh entah ke mana.
“Marno, waktu kau masih kecil ….. Marno, kau mendengarkan aku, kan?”
“Ya.”
“Waktu kau masih kecil, pernahkah kau punya mainan kekasih?”
“Mainan kekasih?”
“Mainan yang begitu kau kasihi hingga ke mana pun kau pergi selalu harus ikut?”
“Aku tidak ingat lagi, Jane. Aku ingat sesudah aku agak besar, aku suka main-main dengan kerbau kakekku, si Jilamprang.”
“Itu bukan mainan, itu piaraan.”
“Piaraan bukankah untuk mainan juga?”
“Tidak selalu. Mainan yang paling aku kasihi dahulu adalah Uncle Tom.”
“Siapa dia?”
“Dia boneka hitam yang jelek sekali rupanya. Tetapi aku tidak akan pernah bisa tidur bila Uncle Tom tidak ada di sampingku.”
“Oh, itu hal yang normal saja, aku kira. Anakku juga begitu. Punya anakku anjing-anjingan bernama Fifie.”
“Tetapi aku baru berpisah dengan Uncle Tom sesudah aku ketemu Tommy di High School. Aku kira, aku ingin Uncle Tom ada di dekat-dekatku lagi sekarang.”
Diraihnya bantal yang ada di sampingnya, kemudian digosok-gosokkannya pipinya pada bantal itu. Lalu tiba-tiba dilemparkannya lagi bantal itu ke sofa dan dia memandang kepala Marno yang masih bersandar di jendela.
“Marno, Sayang.”
“Ya.”
“Aku kira cerita itu belum pernah kaudengar, bukan ?”
“Belum, Jane.”
“Bukankah itu ajaib? Bagaimana aku sampai lupa menceritakan itu sebelumnya.”
Marno tersenyum
“Aku tidak tahu, Jane.”
“Tahukah kau? Sejak sore tadi baru sekarang kau tersenyum. Mengapa?”
Marno tersenyum
“Aku tidak tahu, Jane. Sungguh.”
Sekarang Jane ikut tersenyum.
“Oh, ya, Marno, manisku. Kau harus berterima kasih kepadaku. Aku telah menepati janjiku.”
“Apakah itu, Jane?”
“Piyama. Aku telah belikan kau piyama, tadi. Ukuranmu medium-large, kan? Tunggu, ya ……”
Dan Jane, seperti seekor kijang yang mendapatkan kembali kekuatannya sesudah terlalu lama berteduh, melompat-lompat masuk ke dalam kamarnya. Beberapa menit kemudian dengan wajah berseri dia keluar kembali dengan sebuah bungkusan di tangan.
“Aku harap kausuka pilihanku.”
Dibukanya bungkusan itu dan dibeberkannya piyama itu di dadanya.
“Kausuka dengan pilihanku ini?”
“Ini piyama yang cantik, Jane.”
“Akan kaupakai saja malam ini. Aku kira sekarang sudah cukup malam untuk berganti dengan piyama.”
Marno memandang piyama yang ada di tangannya dengan keraguan.
“Jane.”
“Ya, Sayang.”
“Eh, aku belum tahu apakah aku akan tidur di sini malam ini.”
“Oh? Kau banyak kerja?”
“Eh, tidak seberapa sesungguhnya. Cuma tak tahulah ….”
”Kaumerasa tidak enak badan?”
“Aku baik-baik saja. Aku …. eh, tak tahulah, Jane.”
“Aku harap aku mengerti, Sayang. Aku tak akan bertanya lagi.”
“Terima kasih, Jane.”
“Terserahlah. Cuma aku kira, aku tak akan membawanya pulang.”
“Oh”.
Pelan-pelan dibungkusnya kembali piyama itu lalu dibawanya masuk ke dalam kamarnya. Pelan-pelan Jane keluar kembali dari kamarnya.
“Aku kira, aku pergi saja sekarang, Jane.”
“Kau akan menelpon aku hari-hari ini, kan?”
‘Tentu, Jane.”
“Kapan, aku bisa mengharapkan itu?
“Eh, aku belum tahu lagi, Jane. Segera aku kira.”
“Kautahu nomorku kan? Eldorado”
“Aku tahu, Jane.”
Kemudian pelan-pelan diciumnya dahi Jane, seperti dahi itu terbuat dari porselin. Lalu menghilanglah Marno di balik pintu, langkahnya terdengar sebentar dari dalam kamar turun tangga.
Di kamarnya, di tempat tidur sesudah minum beberapa butir obat tidur, Jane merasa bantalnya basah.***

TANDA BACA

KAIDAH TANDA BACA



1. TANDA TITIK
• Memisahkan angka, jam, menit, dan detik. Contoh: Pukul 01.24.20
• Memisahkan bilangan ribuan. Contoh: 23.400
• Akhir kalimat berita. Contoh: Hari ini adalah hari pahlawan.

2. TANDA HUBUNG
• Awalan + angka. Contoh: ke-2
• Imbuhan + huruf kapital/angka. Contoh: se-Indonesia
• Singkatan satu huruf: sinar-X
• Kata ulang. Contoh: kemerah-merahan
• Awalan + kata asing: me-resuffle

3. TANDA GARIS MIRING
• Tiap. Contoh: Rp1.000,00/biji
• Atau: ayah/ibu
• Tahun ajaran:2008/2009
• Nomor surat: 124/Kep/GM/IV/2008

4. TANDA KOMA
• Rincian. Contoh: Saya membeli piring, sendok, dan garpu.
• Anak kalimat mendahului induk pada kalimat majemuk bertingkat. Contoh: Walaupun dia tidak diundang, dia tetap datang ke pesta ibunya.
• Memisahkan klausa-klausa dalam kalimat majemuk setara. Contoh:
- Dia memang pandai, tetapi tidak suka membantu temannya.
- Anni anak yang sederhana, namun dia rajin sekali.
- ..............., sedangkan...........
• Kesimpulan. Contoh:
- Dengan demikian,
- Oleh karena itu,
• Aposisi (penjelasan) contoh:
- ...............,misalnya,.........
- Andi, siswa teladan itu, suka makan tahu.

5. TANDA PETIK
• Kalimat langsung. Contoh: Ia berkata,”Ade, datanglah ke rumahku.”
• Mengapit judul syair, bab, lagu, karangan. Contoh: lagu ”Indonesia Raya” berkumandang saat bendera dikibarkan.
• Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal. Contoh: Pekerjaan iti dilaksanakan dengan cara ”trial and error.”
• Mengapit kata/ungkapan dengan arti khusus. Contoh: Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan ”Si Hitam”.






6. TANDA TITIK DUA
• Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian. Contoh: dia membeli perlengkapan mandi antara lain: sabun, gayung, dan pasta gigi.
• Dipakai sesudah kata/ungkapan yang memerlukan pemerian. Contoh: Ketua:
• Teks drama. Contoh: Ibu:...........
• Di antara jilid/no dan halaman. Contoh: Tempo, I (1971), 34:7.
• Di antara bab dan ayat dalam kitab suci. Contoh: Surat Yassiin: 9
• Nama kota dan penerbit buku dalam daftar pustaka. Contoh: Maryani, Yani. 2008. Intisari Sastra Indonesia. Jakarta: Gramedia.

7. HURUF KAPITAL
• Nama orang: Anto
• Tahun: tahun Kabisat
• Bulan: bulan Mei
• Hari: hari Rabu
• Peristiwa bersejarah: Perang Puputan
• Suku: suku Sasak
• Bangsa: bangsa Indian
• Bahasa: bahasa Indonesia
• Agama: agama Islam
• Gelar termasuk gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan. Contoh: Haji Agus Salim.
• Jabatan. Contoh: Kepala Desa Cibereum
• Kata sapaan. Contoh: Dengan surat ini kami mengundang Saudara untuk menghadiri................

8. HURUF MIRING
• Judul buku buku:. Contoh: Maryani, Yani. 2008. Intisari Sastra Indonesia. Jakarta: Gramedia.
• Majalah. Contoh: Femina
• Surat kabar. Contoh: Jawa Pos
• Nama ilmiah. Contoh: pengakuan secara de facto..........

NAMA TEMPAT
1. kapital :Asal: Orang Bali
geografi: Pulau Kalimantan
2. kecil: jenis: salak bali

NAMA ORANG
1. kapital: Milik: mobil Andreas
hukum: hukum Newton
2. kecil: satuan: 220 volt

PUISI CHAIRIL ANWAR


DOA


kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling


SAJAK PUTIH


Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah...

SENJA DI PELABUHAN KECIL
buat: Sri Ajati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap





CINTAKU JAUH DI PULAU


Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak 'kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja,"

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.

PUISI LAMA

PENGGOLONGAN PUISI
Puisi digolongkan menjadi 2:
A. Puisi lama
B. Puisi baru

KAIDAH PUISI LAMA
Kaidah puisi lama menurut Abdul Rani dan Yani Maryani(1999: 14):
- Jumlah baris atau jumlah kalimat dalam setiap baitnya.
- Jumlah suku kata atau jumlah kata dalam setiap baris.
- Adanya rima atau persamaan bunyi
- Adanya irama

BAIT
Menurut KBBI (2001:91), bait adalah: satu kesatuan dalam puisi yang terdiri atas beberapa baris.
Fungsi bait: membagi puisi menjadi bab-bab pendek.

RIMA/SAJAK
Adalah: persamaan atau pengulangan bunyi(Wiyanto, 2005:29)
Persamaan bunyi tidak terbatas pada akhir baris, bahkan bait.
Rima mempertegas atau memperkuat isi puisi

Jenis Rima

1. Rima peluk: abba
2. Rima kembar/rangkai: aaaa
3. Rima retak (aaab, abaa, aaba)
4. Rima silang: abab

IRAMA

Adalah: alunan yang tercipta oleh kalimat yang berimbang, selingan bangun kalimat, panjang pendek serta kemerduan bunyi
Inti irama:
Perulangan ritme
Pergantian kesatuan bunyi dalam arus panjang pendek
keteraturan

JENIS-JENIS PUISI LAMA
Abdul Rani dan Yani Maryani (1999:60-70) puisi lama dibedakan:
Mantra Kit’ah
Gazal Syair
Nazam Seloka
Ruba’I Gurindam
Masnawi Talibun
Bidal Pantun

Jenis Pantun


Pantun biasa:seperti pada umumnya ditulis dengan ketentuan pantun secara umum
Pantun Berkait: rangkaian pantun yang sambung-menyambung, larik kedua dan keempat bait pertama muncul lagi sebagai larik pertama dan ketiga bait berikutnya.
Contoh
Sarang garuda di pohon beringin
Buah kemuning di dalam puan
Sepucuk surat dilayangkan angin
Putih kuning sambutlah tuan

Buah kemuning di dalam puan
Dibawa dari Indragiri
Putih kuning sambutlah tuan
Sambutlah dengan si tangan kiri
Dibawa dari Indragiri
Kabu-kabu dalam perahu
Sambutlah dengan si tangan kiri
Seorang makhluk janganlah tahu
Pantun dua seuntai: terdiri 2 baris, irama a-a, ada sampiran dan isi.
Contoh:
Pinggan tak retak, nasi tak dingin
Tuan tak hendak kami lebih tak ingin
Pantun Jenaka: berisi kejenakaan kehidupan sehari-hari
Contoh:
Sungguh baik asam belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Sungguh baik berteman sumbing
Walau marah tertawa juga

Pantun kanak-kanak
Contoh:
Ikan cucut mandi di laut
Mandi di laut bergoyang buntut
Aduh lucunya anak yang gendut
Perutnya gendut isinya kentut
Pantun orang muda:isinya hubungan percintaan
Contoh:
Kalau tuan pergi ke hulu
Kirimkan saya bunga kemboja
Kalau tuan mati dulu
Nantikan saya di pintu surga
Pantun orang tua:ajaran adat atau agama
Contoh:
Asam gandis asam gelugur
Ketika asam siriang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Mengingat badan tidak sembayang

Pantun teka-teki

Contoh:
Burung nuri burung dara
Terbang ke sisi taman kayangan
Cobalah cari wahai saudara
Makin diisi makin ringan

Pantun adat
Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka

Contoh Syair
Diriku lemah anggotaku layu
Rasakan cinta bertalu-talu
Kalau begini datangnya selalu
Tentulah kakanda berpulang dahulu

PERUBAHAN MAKNA

Macam-macam perubahan makna:
A. PENYEMPITAN MAKNA
B. PERLUASAN MAKNA
C. PEYORASI
D. AMELIORASI
E. ASOSIASI
F. SINESTESIA

PENYEBAB PERUBAHAN MAKNA

Makna yang diacu sebuah kata tidak selalu tetap. Akibat perkembangan masyarakat pemakai bahasa yang demikian pesat, makna yang diberikan seseorang atau masyarakat terhadap suatu kata dapat berubah.

A. PENYEMPITAN MAKNA

CAKUPAN MAKNA SEKARANG LEBIH SEMPIT DARIPADA CAKUPAN MAKNA DAHULU
Contoh:
1. kata sastra dahulu berarti sebuah karangan atau tulisan, sedangkan sekarang berarti karya seni bahasa.
Di Museum Nasional Jakarta tersimpan naskah sastra kuno yang masih ditulis di atas daun lontar. (makna dahulu)
Sastra adalah pelajaran di sekolah yang paling aku sukai.(makna sekarang)

Kata pembantu. Arti dahulu: orang yang membantu pekerjaan orang lain secara suka rela, sedangkan kini mengacu pada arti yang lebih sempit: pembantu rumah tangga.
Contoh:
Saya siap jadi pembantumu, bila nanti kau terpilih jadi ketua. (makna dahulu)
Pembantumu pulang kampung, ya Rin? Buat minum sendiri. (makna sekarang)

CONTOH LAIN
Pendeta
Madrasah
Sarjana
Bau

PERLUASAN MAKNA

Adalah: cakupan makna kata sekarang lebih luas daripada makna terdahulu.
Contoh:
1. Apakah Saudara tinggal di sini?
2. Bapak kepala sekolah sedang berada di kantor.
3. Ibu guru tidak masuk hari ini.

AMELIORASI

Yaitu: perubahan makna akibat tanggapan pemakai bahasa menjurus ke arti yang baik.
Disebut juga konotasi positif.
Contoh:
1. Gadis itu berbadan langsing.
2. Wanita bergaun hitam itu penampilannya memukau.
3. Suami isteri itu baru datang dari luar kota.
4. Ia membeli makanannya di kantin.
5. Rombongan pejabat itu disambut dengan meriah.
6. Para pengacau itu sudah diamankan.
7. Permisi, saya mau ke belakang.
8. Dalam perjanjian itu harus ada hitam di atas putih.

PEYORASI
Adalah: perubahan makna akibat tanggapan pemakai bahasa menjurus ke arti yang tidak baik(buruk). Disebut juga konotasi negatif.
Contoh:
1. Gadis itu berbadan ceking.
2. Perempuan berbaju hitam itu penampilannya menarik.
3. Ibu sedang bunting delapan bulan.
4. Laki bini itu baru datang dari luar kota.
5. Ia membeli makanan di warung.
6. Gerombolan pengacau itu sudah ditahan.
7. Permisi, saya mau buang air kecil.
8. Dalam perjanjian itu harus ada bukti tertulis.

ASOSIASI
Adalah: perubahan makna sebagai akibat adanya persamaan sifat.
Contoh:
1. Mengapa di stasiun kereta api itu masih banyak tukang catut berkeliaran?
Catut adalah sejenis tang, alat pencabut paku, tetapi dalam kalimat di atas sama artinya dengan ‘calo’.
2. Dalam pemilihan umum itu, partai Likut berhasil memperoleh 175 kursi dari 200 kursi yang diperebutkan.
Kursi adalah tempat untuk duduk, tetapi dalam kalimat di atas kursi sama artinya dengan ‘suara’.
3. Pejabat korup itu memberi amplop demi meloloskan diri dari jerat hukum.

SINESTESIA
Adalah: pergeseran makna yang disebabkan oleh penggunaan istilah yang sebenarnya dipakai untuk mengungkapkan konsep suatu penginderaan, tetapi diterapkan pada penginderaan yang lain (terjadi kontaminasi atau kerancuan)
1. Kata-katanya pedas.
Manis adalah hasil penginderaan rasa, tetapi digunakan untuk mengungkapkan konsep penginderaan pendengaran.
2. Senyumnya manis.
3. Baunya tajam
Tajam adalah hasil penginderaan peraba, tetapi digunakan untuk mengungkapkan konsep penginderaan penciuman.
(Disarikan dari berbagai sumber)

MAJAS (Figuratif Language)

Adalah bahasa kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu

JENIS MAJAS
1. Majas Perbandingan
2. Majas Sindiran
3. Majas Penegasan
4. Majas Pertentangan

1. Majas Perbandingan
a. Simile: perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda tetapi sengaja dianggap sama. Menggunakan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti. Contoh: Semangatnya keras bagai baja
b. Metafora: majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat. Contoh: Dia dianggap anak emas majikannya.
c. Personifikasi: majas yang membansingkan benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Contoh: Badai mengamuk
d. metonimia: majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang atau hal lain sebagai penggantinya. Contoh: Ayah baru saja membeli zebra.
e. Litotes: majas yang ditujukan mengurangi atau mengecilkan kenyataan sebenarnya. Contoh: Mampirlah ke gubuk saya.
f. Eufemisme: majas yang menggantian satu pengertian dengan kata lain yang hampir sama denganmaksud lebih sopan atau lebih bermakna hormat. Contoh: Penjahat itu telah diamankan.
g. Hiperbola: majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dengan maksud memperhebat, meningkatkan kesan, dan daya pengaruh. Contoh: saya terkejut setengah mati mendnegar perkataannya.
h. Sinekdokhe: majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruahn atau sebaliknya.

Dibagi dua jenis:
Pars pro toto: sebagian untuk seluruh. Contoh: Paman saya mempunyai atap di Jakarta
Totem pro parte: seluruh untu sebgaian. Contoh: Indonesia meraih medali emas dalam kejuaraan itu.


2. Majas sindiran

a. Ironi: majas yang menyatakan makna bertentangan dengan makna menyindir atau memperolok-olok. Contoh: rajin sekali kamu, lima hari tidak masuk sekolah.
b. Sinisme: majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh: perkataanmu tadi sangat menyebalkan.
c. Sarkasme: majas sindiran kasar. Contoh: Mampus pun engkau tak ada peduliku.

3. Majas penegasan
a. Pleonasme: majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti sebuahkata. Contoh: Mereka turun ke bawah.
b. Repetisi: majas perulangan kata-kata sebagai penegasan. Contoh: Selamat datang pahlawanku, selamat datang bunga bangsaku.
c. Pararelisme: majas perulangan dalam puisi. Contoh
Sunyi itu duka
Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
d. Tautologi: majas penegasan dengan mengulang beberapa kali suatu kata dalam kalimat atau menggunakan beberapa yang bersinonim. Contoh: Saya khawatir dan was-was kalau kamu tidak datang
e. Klimaks
f. antiklimak

4.Majas Pertentangan
a. Paradoks: majas yang mengandung pertentangan nyata dengan fakta-fakta yan ada. Contoh: ia merasa kesepian di tengah-tengah keramaian kota Jakarta
b. Antitesis: majas yang mempergunakan paduan kata yang berlawanan arti. Contoh: tua muda, besar kecil, pria wanita hadir dalam pesta itu.

(Disarikan dari berbagai sumber)

UNSUR-UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK KARYA SASTRA

UNSUR-UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK KARYA SASTRA
TEMA

• Tema: titik tolak pengarang dalam menyusun sebuah cerita
Pengarang menentukan tema sebelum mengarang
Pembaca menemukan tema setelah membaca seluruh cerit
ALUR/PLOT
Adalah rangkaian kejadian atau peristiwa yang disusun berdasarkan hukum sebab akibat.
Jenis alur: alur maju, alus mundur, dan alur campuran
Tahap alur:
1. Pengenalan situasi cerita/permulaan/exposition.
2. Pengungkapa peristiwa (complication)
3. Menuju pada adanya konflik (rising action)
4. Tahap perumitan
5. Tahap pncak konflik (klimaks)
6. Tahap peleraian
7. Tahap penyelesaian
TEMA
• Tema: titik tolak pengarang dalam menyusun sebuah cerita
Pengarang menentukan tema sebelum mengarang
Pembaca menemukan tema setelah membaca seluruh cerita
TOKOH
JENIS-JENIS TOKOH:
1. Tokoh protagonis : mendukung cerita
2. Tokoh antagonis : penentang cerita
3. Tokoh tritagonis : tokoh pembantu, baik protagonis/antagonis
PENOKOHAN
Adalah: proses pengarang dalam menampilkan tokoh
Cara pengarang menampilkan perwatakan tokoh:
1. ciri-ciri fisik tokoh
2. Percakapan antarpelaku
3. Lingkungan sosial
4. Gambar tempat tinggal tokoh
5. Pemaparan sifat tokoh
LATAR
ADA 3 LATAR:
1. Latar tempat
2. Latar waktu
3. Latar suasana
GAYA BAHASA
Gaya bahasa menciptakan suatu nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antara sesama tokoh.
Gaya bahasa yang cermat dapat menciptakan suasana yang berterus terang atau satiris, simpatik, menjengkelkan atau emosional. Bahasa dapat menciptakan suasana yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta, adegan peperangan dan lain-lain
Bahasanya segar, komunikatif, mudah dipahami atau tidak berbelit-belit
SUDUT PANDANG(POINT OF VIEW)
Adalah: cara pengarang menceritakan tokoh.
Ada 2 sudut pandang:
Sudut pandang orang pertama tunggal:aku, saya,jamak:kami,kita
Sudut pandang orang ketiga tunggal: dia, nama orang, jamak:mereka
dia, nama mereka

Kedudukan Tokoh
• Orang pertama: pelaku utama, pengarang sebagai pengamat tisak langsung, pengarang sebagai pengamat langsung
• Orng ketiga: sudut pandang serba tahu, sudut pandang terarah
AMANAT
Adalah: pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca, baik tersurat maupun tersirat amanat disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi cerita.
UNSUR EKSTRINSIK
Adalah unsur yang tidak secara langsung melekat dan membangun karya sastra.
Unsur ekstrinsik antara lain:
1. Latar belakang kehidupan pengarang
2. Kondisi zaman saat karya sastra itu diciptakan
Latar Belakang Kehidupan Pengarang
Meliputi:
1. Tingkat pendidikan
2. profesi/pekerjaan
3. Status sosial ekonomi
4. Pandangan politik
5. Kepercayaan/agama/faham yang dianut pengarang dan lain-lain
6. Keadaan Zaman pada Saat Karya Sastra Diciptakan
Merujuk pada situasi politik dan tingkat peradaban masyarakat saat karya sastra itu diciptakan
(disarikan dari berbagai sumber)

Paragraf Persuasi

Paragraf Persuasi merupakan paragraf yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya. Oleh karena itu, biasanya disertai penjelasan dan fakta-fakta sehingga meyakinkan dan dapat mempengaruhi pembaca.

Pendekatan yang dipakai dalam persuasi adalah pendekatan emotif yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi.

Contoh : (1) propaganda kelompok / golongan, kampanye, (2) iklan dalam media massa, (2) selebaran, dsb.

karangan yang bertujuan mempengaruhi dan membujuk pembaca


Sistem pendidikan di Indonesia yang dikembangkan sekarang ini masih belum memenuhi harapan. Hal ini dapat terlihat dari keterampilan membaca siswa kelas IV SD di Indonesia yang berada pada peringkat terendah di Asia Timur setelah Philipina, Thailand, Singapura, dan Hongkong. Selain itu, berdasarkan penelitian, rata-rata nilai tes siswa SD kelas VI untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dari tahun ke tahun semakin menurun. Anak-anak di Indonesia hanya dapat menguasai 30% materi bacaan. Kenyataan ini disajikan bukan untuk mencari kesalahan penentu kebijakan, pelaksana pendidikan, dan keadaan yang sedang melanda bangsa, tapi semata-mata agar kita menyadari sistem pendidikan kita mengalami krisis. Oleh karena itu, semua pihak perlu menyelamatkan generasi mendatang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem pendidikan nasional.

Sumber : Kompas, 10 November 2001 dengan pengubahan seperlunya


*tulisan ini disarikan dari berbagai sumber

Paragraf Narasi

Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam karangan atau paragraf narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Paragraf naratif tidak memiliki kalimat utama.


Perhatikan contoh berikut!

Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat ke leher. Mobil berhenti di depan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan Tuan Hasan saling berlomba menyambut kedatangan Nyonya Marta.

Paragraf naratif disusun dengan merangkaikan peristiwa-peristiwa yang berurutan atau secara kronologis. Tujuannya, pembaca diharapkan seolah-olah mengalami sendiri peristiwa yang diceritakan.

Contoh : novel, cerpen, drama

Paragraf narasi dibedakan atas dua jenis, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Paragraf narasi ekspositoris berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa tersebut secara tepat.

Siang itu, Sabtu pekan lalu, Ramin bermain bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Ahmad, mempelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan lagu “Mars Jalan” yang dirasa tepat untuk mengantar Ahmad, sang pengantin….

Sumber : Tempo, 20 Februari 2005

Paragraf narasi sugestif adalah paragraf yang berisi rangkaian peristiwa yang disusun sedemikian rupa seehingga merangsang daya khayal pembaca, tentang peristiwa tersebut.

Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu. Akan tetapi, semuanya gagal.

Sumber : Terampil Menulis Paragraf, 2004 : 66

Paragraf Eksposisi

Menulis eksposisi sangat besar manfaatnya. Mengapa? Sebagian besar masyarakat menyadari pentingnya sebuah informasi.

Eksposisi merupakan sebuah paparan atau penjelasan.

Jika ada paragraf yang menjawab pertanyaan apakah itu? Dari mana asalnya? Paragraf tersebut merupakan sebuah paragraf eksposisi. Eksposisi adalah karangan yang menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya, pembaca mendapat pengetahuan atau informasi yang sejelas – jelasnya.

Contoh : laporan


Dalam paragraf eksposisi, ada beberapa jenis pengembangan, yaitu (1) eksposisi definisi, (2) eksposisi proses, (3) eksposisi klasifikasi, (4) eksposisi ilustrasi (contoh), (5) eksposisi perbandingan & pertentangan, dan (6) eksposisi laporan.

Mengenali Contoh-contoh Paragraf Eksposisi


PARAGRAF 1

Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen ,urni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah. Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.

PARAGRAF 2

Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan dengan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapat bantuan sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapat bantuan sekitar 30 juta. Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawasan dari pihak LSM.

PARAGRAF 3

Sampai hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa Yogyakarta belum merata. Hal ini terlihat di beberapa wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa Piyungan. Sampai saat ini, warga Desa Piyungan hanya makan singkong. Mereka mengambilnya dari beberapa kebun warga. Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa beras yang mereka kumpulkan di balik reruntuhan bangunan. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa bantuan pemerintah kurang merata.

PARAGRAF 4

Pernahkan Anda menghadapi situasi tertentu dengan perasaan takut? Bagaimana cara mengatasinya? Di bawah ini ada lima jurus untuk mengatasi rasa takut tersebut. Pertama, persipakan diri Anda sebaik-baiknya bila menghadapi situasi atau suasana tertentu; kedua, pelajari sebaik-baiknya bila menghadapi situasi tersebut; ketiga, pupuk dan binalah rasa percaya diri; keempat, setelah timbul rasa percaya diri, pertebal keyakinan Anda; kelima, untuk menambah rasa percaya diri, kita harus menambah kecakapan atau keahlian melalui latihan atau belajar sungguh – sungguh.

PARAGRAF 5

Pascagempa dengan kekuatan 5,9 skala richter, sebagian Yogyakarta dan Jawa Tengah luluh lantak. Keadaan ini mengundang perhatian berbagai pihak. Bantuan pun berdatangan dari dalam dan luar negeri. Bantuan berbentuk makanan, obat-obatan, dan pakaian dipusatkan di beberapa tempat. Hal ini dimaksudkan agar pendistribusian bantuan tersebut lebih cepat. Tenaga medis dari daerah-daerah lain pun berdatangan. Mereka memberikan bantuan di beberapa rumah sakit dan tenda – tenda darurat.

PARAGRAF 6

Sebenarnya, bukan hanya ITS yang menawarkan rumah instan sehat untuk Aceh atau dikenal dengan Rumah ITS untuk Aceh (RI-A). Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Departemen Pekerjaan Umum juga menawarkan “Risha” alias Rumah Instan Sederhana Sehat. Modelnya hampir sama, gampang dibongkar-pasang, bahkan motonya “Pagi Pesan, Sore Huni”. Bedanya, sistem struktur dan konstruksi Risha memungkinkan rumah ini berbentuk panggung. Harga Risha sedikit lebih mahal, Rp 20 juta untuk tipe 36. akan tetapi, usianya dapat mencapai 50 tahun karena komponen struktur memakai beton bertulang, diperkuat pelat baja di bagian sambungannya. Kekuatannya terhadap gempa juga telah diuji di laboratorium sampai zonasi enam.


Topik – topik yang Dapat Dikembangkan Menjadi Paragraf Eksposisi

Tujuan paragraf eksposisi adalah memaparkan atau menjelaskan sesuatu agar pengetahuan pembaca bertambah. Oleh karena itu, topik-topik yang dikembangkan dalam paragraf eksposisi berkaitan dengan penyampaian informasi. Berikut ini contoh – contoh topik yang dapat dikembangkan menjadi sebuah paragraf eksposisi.

Manfaat menjadi orang kreatif

Bagaimana proses penyaluran bantuan langsung?

Konsep bantuan langsung tunai.

Faktor – faktor penyebab mewabahnya penyakit flu burung.

Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Paragraf deskrispi bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan hal yang dideskripsikan.

Contoh : keadaan banjir, suasana di pasar


Menandai Ciri-ciri Paragraf Deskripsi

Bacalah dua kutipan di bawah ini!

KUTIPAN 1

Malam itu, indah sekali. Di langit, bintang – bintang berkelip – kelip memancarkan cahaya. Hawa dingin menusuk kulit. Sesekali terdengar suara jangkrik, burung malam, dan kelelawar mengusik sepinya malam. Angin berhembus pelan dan tenang.

KUTIPAN 2

Kamar itu, menurut penglihatan saya, sangatlah besar dan bagus. Sebuah tempat tidur besi besar dengan kasur, bantal, guling, dan kelambu yang serba putih, berenda dan berbunga putih, berada di kamar dekat dinding sebelah utara. Kemudian, satu cermin oval besar tergantung di dinding selatan. Di kamar itu juga ada lemari pakaian yang amat besar terbuat dari kayu jati. Lemari kokoh itu tepat berada di samping pintu kamar

Kedua kutipan tersebut adalah contoh paragraf deskripsi. Paragraf deskripsi mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu bertujuan untuk melukiskan suatu objek.

Dalam paragraf deskripsi, hal-hal yang menyentuh pancaindera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, atau perabaan) dijelaskan secara terperinci. Inilah ciri-ciri paragraf deskripsi yang menonjol, seperti dalam kutipan 1.

Ciri yang kedua adalah penyajian urutan ruang. Penggambaran atau pelukisan berupa perincian disusun secara berurutan; mungkin dari kanan ke kiri, dari atas ke bawah, dari depan ke belakang, dan sebagainya, seperti dalam kutipan 2.

Ciri deskripsi dalam penggambaran benda atau manusia didapat dengan mengamati bentuk, warna, dan keadaan objek secara detil/terperinci menurut penangkapan si penulis.

….seorang gadis berpakaian hitam…..

….tiga lelaki tanpa alas kaki….

Dalam paragraf deskripsi, unsur perasaan lebih tajam daripada pikiran.

….bersama terpaan angin yang lembut…..

Minggu, 01 Maret 2009

Paragraf Argumentasi

Paragraf Argumentasi adalah paragraf atau karangan yang membuktikan kebenaran tentang sesuatu.

Untuk memperkuat ide atau pendapatnya penulis wacana argumetasi menyertakan data-data pendukung. Tujuannya, pembaca menjadi yakin atas kebenaran yang disampaikan penulis.

Dalam paragraf argumentasi, biasanya ditemukan beberapa ciri yang mudah dikenali. Ciri- ciri tersebut misalnya (1) ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya; (2) alasan, data, atau fakta yang mendukung; (3) pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan. Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana atau paragraf argumentasi dapat diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan penelitian kepustakaan.


Pada akhir paragraf atau karangan, perlu disajikan kesimpulan. Kesimpulan ini yang membedakan argumentasi dari eksposisi.


Menyetop bola dengan dada dan kaki dapat ia lakukan secara sempurna. Tembakan kaki kanan dan kiri tepat arahnya dan keras. Sundulan kepalanya sering memperdayakan kiper lawan. Bola seolah-olah menurut kehendaknya. Larinya cepat bagaikan kijang. Lawan sukar mengambil bola dari kakinya. Operan bolanya tepat dan terarah. Amin benar-benar pemain bola jempolan (Tarigan 1981 : 28).



Mempertahankan kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian. Selama tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal kesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah itu sebaik-baiknya. Teladan terbaik tentang cara menggunakan tanah dan cara menjaga kesuburannya, dapat kita peroleh pada hutan yang belum digarap petani.

Tujuan yang ingin dicapai melalui pemaparan argumentasi ini, antara lain :

melontarkan pandangan / pendirian

mendorong atau mencegah suatu tindakan

mengubah tingkah laku pembaca

menarik simpati


Contoh : laporan penelitian ilmiah, karya tulis